Selasa, 17 Mei 2011

Manajemen Kelas yang diterapkan oleh Guru di SMA Dharma Pancasila

Nama Kelompok :
Riri Amaliah (10-003)
Cut Rafyqa (10-005)
Rizqi chairiyah (10-007)



Topik : Manajemen Kelas Memiliki Dinamika Yang Bervariasi

Judul : Manajemen Kelas yang diterapkan oleh Guru di SMA Dharma Pancasila

       I.            Pendahuluan
Manajemen kelas pada anak SMA memiliki dinamika yang bervariasi, artinya ada tantangan tersendiri pada seorang guru dalam memanajemen kelas serta mengatur bagaimana jalannya proses belajar mengajar dengan baik. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Erikson (Santrock, 2007) menjelaskan bahwa pada tahap remaja ini anak-anak SMA itu mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan sudah bisa berfikir secara rasional dan sulit untuk diatur karena belum bisa mengontrol emosinya meskipun mereka sudah mengerti mana yang baik dan mana yang buruk, karena mereka masih dalam proses pencapaian identitas diri. Alasan kami memilih topik ini, karena kami ingin mengetahui bagaimana penerapan manajemen kelas yang baik bagi siswa di SMA.

1.1 Landasan Teori
William James (Santrock,2007) menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu pandangannya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak. Pada anak SMA seorang guru yang bertindak sebagai fasilitator harus bisa mengembangkan pemikiran anak. Ruang lingkup pemikiran anak tidak dibatasi hanya  sekedar pada pengetahuan yang ada dibuku, melainkan anak tersebut juga bisa mencari pengetahuan lewat internet dan sebagainya. Guru memberikan ilmu yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan seorang siswa, artinya ilmu tersebut terdapat dalam pemikiran guru tersebut. Itulah sebabnya pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di dalam kelas agar seorang guru dan siswa memiliki interaksi yang baik yang bisa membantu seorang siswa lebih memahami pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.

Selain itu dari hasil wawancara, Penulis juga mengambil kesimpulan bahwa narasumber menggunakan pendekatan Teacher-Centered. Instruksi dan perencanaan Teacher-centered adalah pada guru, bukan pada murid. Menciptakan sasaran behavioral, yaitu pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid. Robert Mager (Santrock, 2007) sasaran behavioral harus mengandung tiga bagian :
·         Perilaku murid .Fokus pada apa yang akan dipelajari atau dilakukan murid.
·         Kondisi dimana perilaku terjadi. Menyatakan bagaimana perilaku akan dievaluasi.
·         Kriteria kinerja. Menentukan level kinerja yang akan diterima.

1.2  Alat dan Bahan :
·         Kamera
·         Alat Tulis
·         Buku
·         Rekaman Audio




1.3  Analisis Data
Penulis  menggunakan tekhnik pengumpulan data dalam bentuk observasi wawancara. Wawancara Penulis  menggunakan tekhnik pengumpulan data dalam bentuk wawancara. Wawancara tersebut memiliki beberapa pertanyaan yang dapat menjawab permasalahan dari tujuan tugas mini proyek ini.
Penulis mendapatkan data dari narasumber ,yaitu seorang guru dari SMA Dharma Pancasila Medan . Berikut Petikan wawancara penulis dengan narasumber :

-           Apa sistem yg ibu pakai dalam mengajar sehari-hari?
Sistem yang bervariasi seperti menerangkan, diskusi,tanya jawab, tugas kelompok, tugas individu , serta mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa)

-          Apakah menurut ibu sistem ini sudah cukup efektif atau belum bu?
Menurut ibu, sistem ini sudah cukup efektif, karena dari perkuliahan yang saya dapatkan  memang seperti ini

-          Penerapan apa yang ibu gunakan dalam mengajar , Teacher centered atau Learned centered bu ?
Saya menggunakan penerapan Teacher centered, karena saya selalu menjelaskan di depan kelas.

-          Menurut ibu sendiri , apa penjelasan ibu tentang manajemen kelas?
Menurut ibu, manajemen kelas itu yaitu mengatur suasana kelas ,merapikan kelas ,cara belajar di kelas, serta membuat denah kelas, membuat punishment apabila ada yg melanggar.

-          Menurut ibu, apakah yang kelas padat, kompleks itu apakah berpotensi membuat keributan gak bu? 
tergantung kelasnya,

-          Kalau boleh tau, apa pendapat ibu tentang kelas yang ibu ajar?
Kelas yang saya ajar agak bandel muridnya, tetapi tidak semuanya.

-          Bagaimana cara Ibu untuk menciptakan suasana kelas yang positif?
Memberikan stimulus yang positif pada mereka

-          Misalnya ada seorang murid yang menonjol/bermasalah di dalam kelas, sehingga dia akan menimbulkan keributan di kelas, jadi bagaimana ibu bisa menghadapi anak tersebut?
Cara Ibu mengatasinya yaitu menegurnya atau melakukan pendekatan dengan dia

Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa :

-          Narasumber menggunakan penerapan teacher centered. Teacher centered adalah pendekatan yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negative terhadap murid (Joyce &Weil,1996 dalam Santrock, 2007). Namun ,menurut teori perkembangan oleh Erikson ,siswa yang berada di jenjang SMA berada pada tahap Identity vs Role Confusion dimana tahap ini, seseorang remaja yang ditandai dengan identity confusion sebagai persiapan ke arah kedewasaan. Pendidikan yang cocok diberikan pada usia ini ,buka teacher centered ,melainkan learned centered,Karena tahap remaja merupakan tahap dimana seseorang itu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga dengan penerapan learned centered ,siswa dapat berperan aktif di kelas dan bebas mengungpkan ide-ide yang mereka miliki secara kreatif. Jadi , manajemen kelas yang seharusnya digunakan untuk siswa di jenjang siswa SMA yaitu Learned centered.


1.4  Objek                                           : Guru SMA
Nama                                            : Siti Ramlah
Tempat/Tanggal Lahir                    : Pangkalan Brandan , 30 Juli 1978
Pendidikan                                    : S-1 Unimed-PKN
Alamat                                          : Jl. Antariksa No.52A Medan,Polonia.

1.5  Jadwal Kegiatan


1.6  Kalkulasi Biaya                                         :
-          Transportasi                                            : Rp. 10.000
-          Minum                                                    : Rp. 10.000
-          Buah Tangan untuk Narasumber              : Rp. 25.000
II. Pelaksanaan

    Kami melakukan proyek ini dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Dimulai dari menentukan topik “Manajemen kelas yang memiliki dinamika yang bervariasi” dan menentukan judul” Berbagai Macam Cara Guru Dalam Memanage Kelas”. Membuat beberapa pertanyaan dan mengajukannya kepada guru tersebut.


III. Pelaporan dan Evaluasi

a.      Analisis Data
Penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data dalam bentuk wawancara. Wawancara Penulis  menggunakan tekhnik pengumpulan data dalam bentuk wawancara. Wawancara tersebut memiliki beberapa pertanyaan yang dapat menjawab permasalahan dari tujuan tugas mini proyek ini.
Penulis mendapatkan data dari narasumber ,yaitu seorang guru dari SMA Dharma Pancasila Medan . Berikut Petikan wawancara penulis dengan narasumber :

-           Apa sistem yg ibu pakai dalam mengajar sehari-hari?
Sistem yang bervariasi seperti menerangkan, diskusi,tanya jawab, tugas kelompok, tugas individu , serta mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa)

-          Apakah menurut ibu sistem ini sudah cukup efektif atau belum bu?
Menurut ibu, sistem ini sudah cukup efektif, karena dari perkuliahan yang saya dapatkan  memang seperti ini

-          Penerapan apa yang ibu gunakan dalam mengajar , Teacher centered atau Learned centered bu ?
Saya menggunakan penerapan Teacher centered, karena saya selalu menjelaskan di depan kelas.

-          Menurut ibu sendiri , apa penjelasan ibu tentang manajemen kelas?
Menurut ibu, manajemen kelas itu yaitu mengatur suasana kelas ,merapikan kelas ,cara belajar di kelas, serta membuat denah kelas, membuat punishment apabila ada yg melanggar.

-          Menurut ibu, apakah yang kelas padat, kompleks itu apakah berpotensi membuat keributan gak bu? 
tergantung kelasnya,

-          Kalau boleh tau, apa pendapat ibu tentang kelas yang ibu ajar?
Kelas yang saya ajar agak bandel muridnya, tetapi tidak semuanya.

-          Bagaimana cara Ibu untuk menciptakan suasana kelas yang positif?
Memberikan stimulus yang positif pada mereka

-          Misalnya ada seorang murid yang menonjol/bermasalah di dalam kelas, sehingga dia akan menimbulkan keributan di kelas, jadi bagaimana ibu bisa menghadapi anak tersebut?
Cara Ibu mengatasinya yaitu menegurnya atau melakukan pendekatan dengan dia


b. Kesimpulan
Dari hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa :

-          Narasumber menggunakan penerapan teacher centered. Teacher centered adalah pendekatan yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru sehingga maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negative terhadap murid (Joyce &Weil,1996 dalam Santrock, 2007). Namun ,menurut teori perkembangan oleh Erikson, siswa yang berada di jenjang SMA berada pada tahap Identity vs Role Confusion dimana pada tahap ini, seseorang remaja yang ditandai dengan identity vs role confusion sebagai persiapan ke arah kedewasaan. Pendidikan yang cocok diberikan pada usia ini ,bukan teacher centered ,melainkan learned centered, karena tahap remaja merupakan tahap dimana seseorang itu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga dengan penerapan learned centered, siswa dapat berperan aktif di kelas dan bebas mengungkapkan ide-ide yang mereka miliki secara kreatif. Jadi, manajemen kelas yang seharusnya digunakan untuk siswa di jenjang siswa SMA yaitu Learned centered.
       Design poster


                                                                

c. Testimoni Kelompok
     Dalam mengerjakan tugas ini kami banyak menemukan tantangan dan kesulitan dalam pengerjaannya, karena awalnya kami kurang mengerti selain itu penelitian ini juga merupakan pengalaman pertama kami dalam mengerjakan sebuah tugas proyek. Namun, dari tugas ini kami banyak mendapatkan  pengalaman baru yang belum kami dapatkan sebelumnya.
-          Testimoni Anggota Kelompok

Ø  Riri Amaliah  (10-003)

Menurut saya,secara keseluruhan saya rasa berjalan dengan baik. Memang sebelumnya kami tersendat di pemilihan topik. Beberapa kali sudah berganti-ganti pemikiran dalam pemilihan topik. Mungkin hal itu dikarenakan saya baru pertama kali mendapat tugas proyek seperti ini, jadi terkesan susah-susah gampang padahal saat telah dijalani, semuanya berjalan sangat seru. Dengan adanya tugas proyek seperti ini, saya mendapatkan hal baru yang seru dan menantang.



Ø  Cut Rafyqa Fadhilah  (10-005)
Menurut saya ,mengerjakan tugas proyek ini adalah pengalmana pertama dan tantangan untuk saya, selain itu pengetahuan saya juga bertambah dan yang paling penting adalah konsistensi terhadap teman sekelompok.

Ø  Rizqi Chairiyah  (10-007)
Setelah mendapatkan tugas untuk mengerjakan tugas mini proyek ini , saya langsung berpikir , “bagaimana caranya ? ” Tapi,setelah menjalani semua proses sesuai prosedur yang disarankan,saya rasa tugas ini gampamg-gampang susah.
Menurut saya tugas proyek ini adalah tugas yang mendebarkan ,karena tugas ini adalah tugas pertama saya, yang saya rasa memiliki banyak proses untuk menghasilkan sebuah tugas yang sesuai dengan prosedur yang disarankan. Tapi,dari tugas ini saya banyak mengambil pengalaman serta pembelajaran yang saya dapatkan selama penelitian.


Daftar Pustaka

Senin, 09 Mei 2011

Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi)

Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran, yang merupakan pengelompokan teori belajar berdasarkan usia dan kemampuan/persepsi berpikir untuk mengikuti proses belajar dalam pembelajaran.
Orang dewasa ialah mereka yang telah melewati masa remaja dan memiliki kematangan fisiologik dan psikologi untuk melakukan suatu kegiatan. Pendidikan bagi orang dewasa perlu disusun sedemikian rupa agar memberi pengalaman –pengalaman yang dapat mencapai tujuan pendidikan. Empat hal yang perlu diperhatikan :
1.      membantu peserta didik agar termotivasi untuk berubah;
2.      membantu peserta didik untuk mencerna informasi dan pengalaman secara efektif;
3.      untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap;
4.      untuk mentransfer hal-hal baru yang dipelajari agar diterapkan dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari.
*      Motivasi
Meskipun motif belajar peserta didik berbeda, tetapi secara umum, motivasi merupakan tenaga dorong selama tahap-tahap proses belajar. Motivasi merupakan tenaga dorong untuk:
1.      mencari dan menemukan informasi  mengenai hal-hal yang dipelajari;
2.      menyerap informasi dan mengelolanya;
3.      mengubah informasi yang didapat menjadi suatu hasil (pengetahuan, ketrampilan, perilaku dll);
4.      menerpakan hasil ini dalam kehidupan.
Apa yang mendorong untuk belajar dan menerapkan hasil belajar ?
Suasana belajar salah satunya, selain itu yang perlu diperhatikan agar memelihara motivasi belajar adalah materi pelajaran, format peljaran, urutan pelajaran, sikap, pendangan dan prioritas terhadap pelajaran.

Sumber :

 

Selasa, 03 Mei 2011

Paedagogi ....


Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa yang kita ketahui tentang belajar selama ini adalah merupakan kesimpulan dari berbagai kajian terhadap perilaku kanak-kanak dan binatang percobaan tertentu. Pada umumnya memang, apa yang kita ketahui kemudian tentang mengajar juga merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman mengajar terhadap anak-anak. Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah kemudian tercetus istilah "pedagogi" yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai "suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak". Akhirnya pedagogi kemudian didefinisikan secara umum sebagai "ilmu dan seni mengajar".
Cara memahami pengertian paedagogi :

1.       Pengalaman
Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah, seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya.

2.       Kesiapan belajar
Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan.

3.       Nirwana waktu & Arah belajar
pada pendekatan pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.

Apakah perbedaan kesiapan belajar pada paedagogi dengan andragogi?
Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.
Sumber :