Senin, 30 September 2013

TEORI PROSES BELAJAR

Pengkondisian Berpenguat Skinner

Bayi yang mengocok mainan, anak lari dengan sepatu roda, dan ilmuan mengoperasikan siklotron-semuanya dieprkuat oleh hasil (Skinner, 1968b, h.153).

Analisis Skinner memicu banyak riset selama lebih dari 50 tahun, yakni riset tentang sesuatu yag awalnya tampak sederhana. Akan tetapi, dlam situasi yang melibatkan dua atau lebih orang, tindakkan terkadang secara tidak sengaja memperkuat perilaku yang tidak diharapkan. Misalnya, situai dimana pengajar (guru/dosen) yang bermaksud baik dengan tidak segera membantu siswa dengan maksud menunjukkan agar siswa dapat mengetahui apa yang dapat dilakukannya (Skinner, 1968b). Akan tetapi ketika siswa menunjukkan keengganan, guru segera membantunya. Bagi siswa yang gerogi atau cemas, menyerah pada masalah- masalah sulit akan "menyebabkan" orang tua memberi perhatian dan bantuan. Reaksi guru justru memperkuat perilaku yang tidak diinginkan (menyerah), yang kemungkinan perilaku ini akan diulanginya.

Mengembangkan Strategi Kelas

Dosen di kelas dapat menggunakan teknologi Skinner dengan 3 cara , yaitu :
  • Menggunakan stimuli diskriminatif dan penguatan dalam interaksi di kelas secara tepat ;
  • Mengimplementasikan langkah-langkah pembentukkan didalam pengajaran;
  • Menyusun materi pelajaran yang diindividualisasikan.
Mengembangkan Iklim Kelas yang Positif

Salah satu aplikasi penting dari teknologi Skinner adalah mengembangkan iklim kelas yang positif. Tujuan ini berbeda dengan tujuan dari implementasi program modifikasi perilaku yang ekstensif. Skinner (1973) mencatat bahwa pendekatan yang jelas, seperti ketegasan tindakan, mungkin diperlukan dalam kondisi kelas yang ribut. Namum seorang dosen dapat membuat transisi dari hukuman menjadi penguatan positif dengan satu perubahan sederhana-dengan merespon kesuksesan mahasiswa ketimbang kegagalan mahasiswa (Skinner, 1973, h. 15). Ketimbang menunjukkan apa kesalahan mahasiswa. Hasilnya menurut Skinner adalah berupa situasi kelas yang membaik dan pelajaran yang efisien.

Mungkin di dalam kelas psikologi belajar, hal ini bisa diterapkan, agar membuat mahasiswa lebih percaya diri dan lebih aktif di kelas dalam mengungkapkan ide-ide yang membantu dalam memahami materi selama perkulliahan

Senin, 23 September 2013

TESTIMONI KULIAH ONLINE

Kuliah online hanyalah sebuah alternative dalam metode pengajaran, jika selama ini kita mengenal istilah Classical, siswa atau mahasiswa berada satu ruang dengan dosen, kemudian dosen mempresentasikan materi, mahasiswa diminta mendengarkan penjelasan dosen.

Kuliah Online berusaha mengurangi dominasi dosen, sehingga ketika dosen yang mempunyai suatu kesibukan/urusan, mahasiswa tetap dapat belajar dengan cara mendownload materi   digital dalam bentuk ebook sesuai dengan link url yang diberikan Dosen tersebut, tentu saja  setelah materi tersebut di upload di sebuah lokasi di internet. Dosen tersebut juga bisa  berdiskusi dengan mahasiswa lewat forum discussion atau lewat email.

Ada beberapa pertimbangan untuk menyelenggarakan perkuliahan secara online, ada yang  sempat berkomentar bahwa jika perkuliahan tatap muka saja masih sulit di evaluasi bagaimana dengan perkuliahan yang tidak ada tatap mukanya. Yah namanya juga belajar, semuanya butuh proses. Mungkin kedepannya ada solusi agar kuliah online bisa jauh lebih efektif dan perkembangan kuliah online ini akan cenderung meningkat, orang cenderung memanfaatkan internet sebagai tempat belajar, mencari berbagai materi yang memang tersedia dalam jumlah melimpah di Internet.

Kuliah online kemarin kurang maksimal dikarenakan mati listrik dan kondisi laptop yang kurang baik. Yah inilah salah satu hambatan ketika ingin kuliah online. Next time mungkin bisa jaga-jaga agar kuliah online dapat berjalan dengan lancar.


Kelompok 10 :
1. Riri Amaliah 10-003
2. Tika Ramadhani 10-018
3. Indah Kartika Dewi 10-108
4. Efrianty Sheila 10-119

Teori Gestalt
Empat teori dasar Gestalt

1. Yang mestinya dipelajari ialah perilaku molar, bukan molecular. Jadi dalam kuliah online, yang dinilai itu bukan hanya jawaban peserta saja tapi kinerja peserta kuliah online dalam mengikuti proses kuliah online. Misalnya kinerja bagaimana menyusun jawaban sehingga menjadi jawaban yang mudah dipahami kemudiam mengetik dengan penulisan yang baik dan seberapa lama ia menjawab pertanyaan –pertanyaan.

2. Organisme merespon keseluruhan sensoris sensoris yang tersegregasi, ketimbang padastimuli spesifik atau kejadian-kejadian yang terpisah atau independen. Jadi dalam kuliah online, peserta tidak hanya merespon pada stimulus berupa pertanyaan yg harus dijawab. Tapi peserta merespon semua stimulus yg terkait, misalnya fasilitas internet dengan merespon stimulus tersebut mungkin kita akan mendapatkan jawaban yang tepat dengan mncari referensi lain misalnua menggunakan google.

3. Individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli, dan merespon berdasarkan persepsi tersebut. Misalnya, peserta kuliah online melihat teman2nya menjawab pertanyaan dengan cepat dan langsung di feedback. Dengan melihat seperti ini peserta akan mempersepsikan bahwa kalau kita cepat jawab pasti di feedback sehingga peserta juga akan terdorong untuk menjawab dengan cepat agar bisa di feedback.

4. Organisasi lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan -kekuatan di dalam struktur yang mempengaruhi persepsi individu. Misalnya, dalam mempersepsikam tentang kuliah online. Ada peserta yang menganggap kuliah online menyenangkan. Karena bisa santai, bisa mendapat referensi dan sambil istirahat di rumah. Mungkin hal ini karena peserta tersebut memiliki fasilitas yang lengkap sehingga mudah baginya melakukan kuliah online. Namun, bagi peserta yang mungkin harua ke warnet atau memiliki kesibukan-kesibukan lain, tentu ia mempersepsikan hal yang berbeda mengenai kuliah online. Karena persepsi kita dipengaruhi juga oleh apa yg terjadi pada kita.


Psikologi Belajar (Bab II)

TEORI-TEORI BELAJAR AWAL

"Di setiap masa, sains adalah hal-hal yang dihasilkan oleh riset, dan riset tidak lain adalah metode efektif yang telah ditemukan dan sesuai zamannya. Setiap langkah dalam kemajuan sains atau ilmu pengetahuan akan bergantung pada langkah sebelumnya, dan proses ini tidak bias dipercepat hanya dengan berharap (Boring, 1930).

TEORI BEHAVIORISME

Di awal abad ke-20, disiplin psikologi yang baru terbentuk sedang mencari arah dan fokus. Studi Watson tentang perilaku dengan tujuan menjelaskan hubungan antara stimuli dan respons menjadi perspektif dominan. Asumsi utama behaviorisme adalah bahwa perilaku yang dapat diamati adalah fokus studi, yang harus dipelajari adalah elemen paling sederhana dari perilaku, dan proses belajar adalah perubahan behavioral.

Riset Thorndike tentang transfer belajar mengindikasikan bahwa training pada tugas tertentu hanya memfasilitasi belajar pada tugas yang sama, dan bahwa ,mata pelajaran sekolah yang sulit tidak berfungsi sebagai latihan mental untuk memperkarya keterampilan berfikir.

TEORI GESTALT

Fokus awal riset Gestalt adalah pengalaman persepsi. Ada empat asumsi dasar dari perspektif Gestalt . Pertama, teori Gestalt berbeda dengan behavioris, teoritisi Gestalt berpendapat bahwa yang harus dipelajari adalah perilaku " molar ," bukan perilaku "molecular". Asumsi kedua dan ketiga menyatakan bahwa individu memahami aspek dari lingkungan sebagai organisasi stimuli, dan merespons berdasarkan persepsi tersebut. Selain itu teoretisi Gestalt berpendapat bahwa organisasi atau susunan dari stimuli di lingkungan itu sendiri adalah sebuah proses, dan proses ini memengaruhi persepsi individu (asumsi keempat). 

Psikologi Gestalt berfungsi sebagai penentang behaviorisme di pertengahan abad ke-20. Psikologi Gestalt fokus pada persepsi dalam belajar. Organisme merespons keseluruhan ketimbang stimuli spesifik, organisasi stimuli mempengaruhi persepsi, dan individu membangun persepsi ketimbang hanya menerima informasi secara pasif. Karakteristik tampilan stimulus yang mempengaruhi persepsi adalah komprehensivitas dan stabilitas gambaran ( Hukum Pragnanz), dan karakteristik lain yang memberi kontribusi pada kelengkapan struktur atau pola

Jumat, 13 September 2013


11020li.blogspot.comhttp://10076rnm.blogspot.com/
http://12010rmahn.blogspot.com
11-126evafb.blogspot.com
10111cm.blogspot.com
Agnes Crista
Fitri Khairani
http://10003ra.blogspot.com/

Teori Belajar ALBERT BANDURA : sosial-kognitif

Alasan memilih teori belajar Albert Bandura :

Riri : Karena mengetahui beberapa teori Bandura, seperti modelling, self expectacy, vicarious experience dll
Cinthya : Karena perilaku anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Fitri : Karena anak pertama sekalai belajar dari lingkungan sekitar.
Laili : Karena kebanyakan individu belajar melalui lingkungannya walaupun dipengaruhi fungsi kognitif
Agnes : Karena lingkungan sosial paling banyak memberi kesempatan memperoleh keterampilan, kemampuan melalui observasi / melihat model perilaku orang lain.
Eva : karena belajar banyak melalui orang lain dan lingkungan
Afif : Karena Teori belajar Bandura adalah teori belajar yang paling mudah dilihat, namun juga mencakup aspek-aspek teori belajar yang ini. Hal ini disebabkan oleh imitativ learning.

3 komponen utama Bandura :
- Modelling
- Konsekuensi
-Proses kognitif
 
Kaitan dengan keyakinan umum filsafat konstraktivis-sosial
Definisi pengetahuan : Seorang individu yang ingin menggunakan bulu mata sperti Syahrini, ketika digunakan individu tersebut mendapatkan pujian. Pujian tersebut adalah bentuk produk sumber pengetahuan bagi individu tersebut, bahwa menggunakan bulu mata akan mendapat pujian.

Definisi belajar : Proses kognitif yang terjadi saat proses monitoring. Apakah sesuai dengan komunitas, baik atau tidak meniru perilaku tertentu, disana terjadi belajar pada individu tersebut.

Lokus Belajar : Lokus belajar yaitu pikiran yang tidak sekedar diperoleh oleh individu yang melakukan modelling, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh masyarakat.

Selasa, 10 September 2013

Psikologi Belajar

TINJAUAN

Kekuatan manusia untuk mengubah dirinya sendiri, yakni untuk belajar, mungkin merupakan aspek yang paling mengesankan dari diri manusia. (Thorndike, 1931, h.3).

Peran belajar dalam kehidupan sehari-hari merupakan aspek penting baik bagi individu maupun masyarakat. Pengalaman saya selama menjalani proses belajar ialah bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk kita lakukan selama kita mau mencoba. Dari dulu sampai sekarang, terkadang saya masih belum yakin bisa mengerjakan sebuah tugas atau melewati suatu pelajaran yang awalnya saya anggap sulit . Padahal karena belum dicoba makanya bilang sulit, atau karena mendengarkan kata orang yang mengatakan sulit . Setelah terjadi sebuah proses belajar, baru saya mengerti bahwa segala sesuatu akan bisa kita kerjakan dengan baik kalau mau mencoba dan mau mengerjakannya.

Peran Teori belajar berbeda dari peran filsafat dan model pengajaran. Filsafat merepresentasikan sistem nilai umum dan membahas term yang abstrak dan luas, seperti hakikat alam dan pengetahuan.Model pengajaran mendeskripsikan lingkungan belajar tertentu, seperti belajar kooperatif dan instruksi langsung. Sebaliknya, teori belajar fokus pada pedoman pengembangan belajar.