cut rafyqa (10-005)
rizqi chairiyah (10-007
Bisa saja karena Matematika itu sudah terlanjur mendapat citra buruk dimata sebagian siswa.
“Kenapa citra Matematika begitu buruk di mata sebagian siswa kita? “
1. Faktor Matematika itu sendiri.
Matematika menuntut banyak analisa, perhitungan, dll (banyak siswa yang cenderung memilih menghafalkan dari pada berhitung). Lalu adakah cara untuk membuat Matematika (benar-benar sebagai ilmu) menjadi lebih menyenangkan? Tunggu tulisan/posting saya selanjutnya tentang ini.
2. Faktor guru
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan (sebenarnya lebih tepatnya pengajaran). Penguasaan materi yang dicapai siswa tentu saja sangat tergantung pada guru. Ada hal yang saya soroti dari faktor ini, yaitu tentang perilaku guru.
3. Faktor siswa itu sendiri
Hal yang saya soroti di sini adalah sugesti dan motivasi.
Banyak siswa yang sudah terbujuk legenda turun temurun kalau Matematika itu sulit dan gurunya menyebalkan. Legenda itu benar-benar telah men-sugesti siswa sehingga mereka cenderung kalah sebelum bertanding. Siswa cenderung terlanjur berpikir Matematika sulit sebelum mereka benar-benar mencoba Matematika.
Yang kedua adalah motivasi. Sepertinya motivasi siswa untuk menaklukkan Matematika masih rendah, siswa baru tergopoh-gopoh mengejar Matematika setelah pemerintah menetapkan standar minimal kelulusan. Jadi tetap banyak manfaatnya juga pemerintah menetapkan standar kelulusan, setidaknya itu bisa menjadi pemicu siswa lebih rajin belajar Matematika.
Pembahasan :
Menurut pandangan psikologi pendidikan :Teori yang digunakan adalah teori prinsip konstruktivisme(Strategi Pengajaran) yang dikemukakan oleh Willian James dan John Dewey yang menyatakan bahwa guru bukan sekedar memberi informasi kepikiran anak, akan tetapi guru harus mendorong anak mengeksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan dan berfikir secara kritis .Jadi guru sebagai fasilitator dapat membimbing anak agar bisa memahami pelajaran matematika, agar anak tersebut tidak menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit . Banyak alternatif yang bisa membuat seorang anak lebih mudah memahami pelajaran tersebut,salah satunya belajar sambil bermain dengan otak kanan .
Menurut pandangan psikologi keluarga
Keluarga dapat memberikan motivasi dan mengubah pola fikiran anak tersebut agar dapat memahami kalau pelajaran matematika itu tidak sesulit yang mereka bayangkan.
Menurut pandangan psikologi Lingkungan
Seorang anak dapat lebih bisa mengerti akan pelajaran tersebut apabila teman sebayanya yang ia lihat sebagai panutan mengerti akan pelajaran yang ia anggap sulit tersebut, akhirnya ada motivasi instrisik yang memacu ia untuk bisa memahami pelajaran matematika yang ia cab sulit.referensi :
http://deking.wordpress.com/2007/03/07/kenapa-matematika-sulit-tentang-matematika-part-2/
Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta Putra Grafika: PT Fajar Interpratama Offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar